Ibu pasti tahu kalau beras merupakan sumber bahan makanan utama bagi masyarakat di berbagai negara.
Setidaknya terdapat 26 negara padat penduduk yang menjadikan beras menjadi makanan pokoknya, termasuk Indonesia. Beras memiliki banyak jenis dan macamnya, tergantung dengan bentuk, aroma, dan warna dari masing-masing jenis, yang membuat setiap jenis beras memiliki cara memasaknya masing-masing. Selain itu, setiap jenis juga memiliki kandungan zat gizi dan rasa yang berbeda-beda.
Untuk beras putih sendiri, ukurannya terdiri dari bulir panjang, sedang, dan pendek, seperti dijelaskan berikut ini:
Beras bulir panjang
Beras ini telah melalui proses penggilingan tiga hingga empat kali. Beras bulir panjang biasanya kurang lengket dan biasa disebut dengan beras pera. Jenis beras ini bila dimasak maka akan terasa agak keras. Jenis beras bulir panjang yaitu beras basmati, jasmine, dan doongara.
Beras bulir sedang
Bila dibandingkan dengan beras bulir panjang, beras jenis ini lebih lengket dan tidak terlalu pera. Jika dimasak juga lembut dan tidak keras.
Beras bulir pendek
Beras jenis ini adalah jenis beras yang paling lembut dan lengket jika dimasak. Cocok untuk dijadikan bahan dasar dari makanan seperti sushi dan sebagainya. Beras ini sering disebut sebagai beras pulen. Kandungan amilosa yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis beras yang lain, membuat beras jenis ini lebih empuk dan pulen ketika dimasak. Amilosa yang terkandung dalam beras mempengaruhi sifat pemekaran volume beras yang kemudian menjadi nasi pulen. Beras dengan kadar amilosa yang rendah biasanya menghasilkan nasi yang tidak mudah kering. Nasi yang digunakan di Jepang biasanya menggunakan jenis beras tipe ini.
Nah, jadi beras bulir ukuran manakah yang biasa dikonsumsi Ibu?