Evolusi Teknik Penggilingan Padi Beras Premium di Indonesia

Seiring berkembangnya teknologi, proses penggilingan padi di Indonesia juga ikut berevolusi dari cara tradisional hingga ke mesin-mesin modern yang banyak ditemukan di pabrik. Semua ini bertujuan untuk menghasilkan beras premium yang putih, bersih, pulen, dan harum. Nah, seperti apakah perubahan teknik penggilingan padi di Indonesia hingga bisa secanggih sekarang? Simak di sini, yuk!
Metode Tradisional dengan Alu dan Lesung serta Kisaran
Jauh sebelum ada listrik, masyarakat Indonesia menggiling padi dengan cara manual. Yaitu, menggunakan alu dan lesung. Biasanya, ibu-ibu di desa bergotong royong menumbuk padi di lesung kayu besar. Untuk menghasilkan suara "duk-duk" dari alu menghantam padi, orang yang menumbuk beras membutuhkan tenaga besar dan waktu yang tak sedikit. Karena itu, tidak menutup kemungkinan sekam beras masih tersisa, dan ada bulir beras yang sedikit patah.
Selain alu dan lesung, ada juga kisaran alias lumpang kayu dengan roda batu yang digerakkan sapi atau kerbau. Sistem ini mulai muncul saat masyarakat mulai mengenal sistem pertanian yang lebih besar. Namun, kualitas berasnya belum bisa dibilang menyerupai beras premium. Masih banyak kotoran, hasil pecahnya tinggi, dan tentu saja tidak semua orang bisa mengakses metode ini.
Hadirnya Mesin Penggiling Semi-Mekanik
Memasuki awal abad ke-20, terutama setelah zaman kolonial Belanda, teknologi penggilingan mulai sedikit naik kelas. Mereka memperkenalkan mesin penggiling semi-mekanik yang digerakkan oleh tenaga diesel atau bensin, Kapasitas penggilingannya pun lebih besar dibandingkan metode tradisional.
Di masa ini, mutu beras mulai meningkat. Sekam bisa terpisah dengan lebih efisien, butiran beras lebih bersih, dan waktu pengolahan jauh lebih cepat. Namun, di saat ini, beras premium masih jadi barang langka. Karena sebagian besar penggilingan semi-mekanik belum mampu menghasilkan kualitas yang benar-benar putih, bening, dan minim patahan.
Namun, teknologi ini bikin kehidupan petani jauh lebih ringan. Sebab, mereka tidak perlu lagi menumbuk dan menggiling padi secara manual selama berjam-jam. Pada akhirnya, hasilnya pun bisa dijual ke pasar dengan harga sedikit lebih tinggi.
Popularitas Jasa Penggilingan Padi Keliling
Saat bertumbuh besar di tahun 1980-an hingga awal 2000-an, mungkin Mak Cuss pernah melihat truk atau mobil kecil yang membawa mesin penggilingan padi keliling ke berbagai desa. Dengan sistem ini, petani tidak perlu mengangkut gabah jauh-jauh ke penggilingan. Cukup panggil jasa keliling, dan beras langsung jadi. Namun, karena mesinnya masih tergolong sederhana, kualitas beras yang dihasilkan bervariasi. Kadang masih ada kulit ari yang tertinggal, dan warna beras kurang cerah. Meskipun begitu, jasa ini sangat membantu petani, terutama di daerah terpencil.
Bisa dibilang, jasa penggilingan keliling ini menjadi titik penting dalam sejarah pengolahan padi di Indonesia. Terutama, jika bicara soal produksi beras premium di era modern seperti sekarang.
Transisi Menuju Mesin Penggiling Modern untuk Hasilkan Beras Pulen
Pada tahun 2010 ke atas, revolusi penggilingan padi benar-benar terasa. Pemerintah dan swasta mulai mengenalkan teknologi penggilingan modern dengan sistem Rice Milling Unit (RMU) dan bahkan ke tahap Commercial Rice Milling Plant (CRMP). Mesin-mesin ini bisa memisahkan sekam, kulit ari, dan butiran patah dengan sangat presisi.
Tak hanya itu, beberapa mesin modern bahkan punya fitur sortasi warna, pemolesan, sampai pengemasan otomatis. Dari sinilah standar beras premium mulai terbentuk secara nasional. Beras harus putih bening, pulen saat dimasak, aromanya wangi, dan minim kadar patah. Hasilnya? Beras premium dari berbagai daerah pun mulai merajai pasar.
Teknik penggilingan modern juga menjawab tantangan efisiensi dan mutu. Selain bisa menggiling dalam jumlah besar, prosesnya lebih higienis dan ramah lingkungan. Petani yang tergabung dalam koperasi pun kini bisa menggiling padi dan langsung menjual beras premium.
Teknologi penggilingan padi di Indonesia sudah berkembang sangat jauh, dan Beras Maknyuss terus mengikuti zaman untuk menghasilkan beras berkualitas terbaik. Sebab, proses produksi Beras Maknyuss melibatkan mesin terkini untuk memastikan setiap bulir beras premium tetap utuh dan seragam. Selain itu, proses ini juga mempertahankan warna putih alami beras tanpa pengawet, serta aroma alaminya tanpa menggunakan pewangi.
Tak perlu khawatir beras basi, karena setelah selesai diproduksi, Beras Maknyuss langsung dikemas dalam kemasan higienis yang rapat agar kesegarannya terjaga cukup lama tanpa pengawet. Ingin merasakan sendiri pulennya Beras Maknyuss untuk hidangan rumahan khas nusantara? Yuk, dapatkan sekarang juga di sini, atau kunjungi agen beras di dekat tempat tinggal Mak Cuss!
Artikel Lainnya

Ingin Jadi Agen Beras? Ini Tips Pilih Supplier yang Tepat!
Usaha agen beras tidak akan bisa berjalan tanpa supplier yang tepat. Bagaimana cara memilihnya? Simak tips mudahnya di sini!

Cara Memasak Nasi di Indonesia dari Waktu ke Waktu
Cara memasak nasi di Indonesia telah berkembang dengan cukup pesat seiring kemajuan zaman. Bagaimana perubahannya dari dulu hingga sekarang?

5 Tradisi Unik Dunia yang Menggunakan Beras Premium
Sama seperti di Indonesia, berbagai negara juga menggunakan beras premium dalam tradisi-tradisi unik mereka. Apa saja contohnya?