Maknyuss logo

6 Faktor Iklim yang Memengaruhi Jenis Beras

Ternyata, faktor iklim berperan banyak dalam menghasilkan berbagai jenis beras yang berbeda! Kenapa begitu? Temukan jawabannya di sini!
article image

Pernahkah Mak Cuss bertanya-tanya kenapa ada jenis beras yang berbeda-beda di pasaran? Ada yang sangat pulen, dan bahkan ada juga yang wangi kayak pandan. Nah, salah satu penyebab utamanya adalah perbedaan iklim tempat beras itu ditanam. Dengan kata lain, faktor-faktor iklim ternyata punya pengaruh besar terhadap rasa, tekstur, hingga aroma beras. Menarik, kan? Yuk, kita bahas satu per satu di sini!

Faktor Iklim Penentu Jenis Beras

Berikut adalah berbagai hal yang bisa menentukan tekstur serta rasa dari berbagai jenis beras di Indonesia:

1. Curah hujan

Curah hujan adalah salah satu faktor penting dalam menentukan jenis beras karena tanaman padi sangat bergantung pada ketersediaan air selama masa pertumbuhan. Di daerah dengan curah hujan tinggi dan merata seperti di Indonesia bagian barat, padi bisa tumbuh subur dan menghasilkan beras yang pulen dan lembut. Contohnya, beras Pandan Wangi dari Jawa Barat yang terkenal pulen.

Sebaliknya, di daerah yang curah hujannya lebih sedikit atau hanya musiman, petani biasanya menanam varietas padi yang lebih tahan kering.

2. Suhu udara

Tanaman padi paling cocok di suhu antara 25-30 derajat Celsius. Sebab, di suhu inilah padi bisa bertumbuh dengan optimal dan menghasilkan butiran beras yang bagus. Kalau terlalu panas, misalnya di atas 35 derajat, proses fotosintesis bisa terganggu. Akibatnya, padi jadi kering sebelum waktunya dan berasnya bisa terasa agak keras setelah dimasak. 

Sebaliknya, suhu yang terlalu dingin juga bikin padi tumbuh lambat, butirannya jadi kecil, dan rasa berasnya bisa hambar. Makanya, daerah dengan suhu stabil seperti dataran rendah di Indonesia sering menghasilkan jenis beras yang disukai banyak orang: lembut, pulen, dan enak.

3. Kadar mineral dan keasaman air

Air irigasi juga punya peran besar dalam menentukan kualitas dan jenis beras. Di sawah-sawah yang airnya mengandung mineral tinggi, padi cenderung tumbuh lebih cepat dan sehat. Namun, kadar mineralnya juga harus seimbang. Kalau terlalu banyak zat besi, misalnya, padi bisa menguning sebelum waktunya.

Keasaman air alias pH pun tak kalah penting. Air dengan pH netral (sekitar 6-7) bikin akar padi mudah menyerap nutrisi dari tanah. Kalau airnya terlalu asam atau terlalu basa, hasil panen berasnya jadi kurang maksimal.

4. Sinar matahari

Padi butuh sinar matahari buat proses fotosintesis. Semakin cukup sinar matahari yang didapat, semakin baik hasil panennya. Di daerah tropis seperti Indonesia, sinar matahari hampir selalu tersedia sepanjang tahun. Itu sebabnya, banyak jenis beras lokal kita memiliki tekstur yang pulen.

Namun, intensitas sinar matahari juga harus seimbang. Kalau terlalu menyengat tanpa hujan, padi bisa kekeringan. Sebaliknya, kalau kurang sinar matahari, pertumbuhan padi akan melambat, dan berasnya bisa menjadi agak keras.

5. Kadar tanah

Jenis tanah tempat padi ditanam ternyata juga berkaitan dengan iklim. Di daerah lembap dan bersuhu sedang, tanah sawah cenderung lebih subur, gembur, dan kaya akan humus. Tanah seperti ini cocok banget buat menghasilkan jenis beras yang teksturnya pulen dan aromanya harum. Di sisi lain, tanah yang terlalu berpasir atau padat justru membuat akar padi sulit menyerap air dan nutrisi. Hasilnya, butiran beras jadi kecil dan cenderung keras setelah dimasak.

6. Kelembapan udara

Di wilayah tropis dengan kelembapan tinggi seperti Indonesia, padi bisa tumbuh dengan cepat dan hasilnya lebih maksimal. Sebab, kelembapan tinggi menjaga kadar air dalam tanaman tetap seimbang. Karena itulah, beras yang dihasilkan jadi lebih lembut.

Namun, sebagaimana faktor iklim lainnya, terlalu banyak satu hal yang baik juga tidak baik. Kelembapan yang terlalu tinggi justru bisa menimbulkan penyakit tanaman, seperti jamur dan hama. Itu sebabnya petani harus pintar mengatur waktu tanam supaya kelembapan udara mendukung pertumbuhan padi, bukan malah merusaknya.



Jadi, Mak Cuss sekarang sudah tahu kenapa ada jenis beras yang berbeda-beda? Dari curah hujan sampai kelembapan udara, semuanya punya pengaruh besar terhadap hasil akhir beras. 

Nah, untuk konsisten menghasilkan beras yang pulen dan harum, Beras Maknyuss bekerja sama dengan para petani yang terus mengembangkan berbagai metode bercocok tanam modern dalam rangka menghadapi iklim di Indonesia. 

Inilah yang membuat Beras Maknyuss memiliki kualitas premium. Apalagi, karena Beras Maknyuss diproduksi tanpa pewangi, pemutih, dan pengawet, kamu bisa merasakan kesegaran, tekstur pulen, dan aroma alaminya di setiap suapan. Tertarik mencobanya? Yuk, beli Beras Maknyuss dari halaman ini, atau Mak Cuss bisa mendatangi agen beras terdekat!


 

Artikel Lainnya

article image

Evolusi Teknik Penggilingan Padi Beras Premium di Indonesia

Seiring berkembangnya zaman, teknik penggilingan padi untuk menghasilkan beras premium di Indonesia juga bertambah canggih. Ini dia perubahannya!

article image

Ingin Jadi Agen Beras? Ini Tips Pilih Supplier yang Tepat!

Usaha agen beras tidak akan bisa berjalan tanpa supplier yang tepat. Bagaimana cara memilihnya? Simak tips mudahnya di sini!

article image

Cara Memasak Nasi di Indonesia dari Waktu ke Waktu

Cara memasak nasi di Indonesia telah berkembang dengan cukup pesat seiring kemajuan zaman. Bagaimana perubahannya dari dulu hingga sekarang?